Kamis, 14 Oktober 2010

LELAKI BERPECI PUTIH

Malam itu tak seperti malam biasanya bagi ketiga sosok lelaki itu. Ketiganya duduk dengan wajah yang menggambarkan suasana hati yang sulit ditebak. Apakah takut, senang, gentar, bahagia, sedih, ataupun marah. Malam itu adalah malam ahad yang kalo bahasa anak mudanya tu malming (malam mingguan maksudnya), satnite (saturday nite), ato kelem had (base sasak ne...). Tepatnya tanggal 8 November 2008. Ya.. malam itu adalah malam ketiga orang yang sering memakai peci putih tersebut kembali menghadap tuhannya. Entah apa yang akan didapatkannya kelak di akhirat, hanya Allah yang berhak memutuskan. Orang itu adalah orang yang (kalo menurut saya sih) diduga terlibat dalam kasus bom bali (karena ane msih curiga sama yang namanya yahudi). Mereka adalah Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron. Memang kawan, sebagai warga negara Indonesia yang menginginkan negerinya aman, tindakan-tindakan terorisme seperti itu sangat kita tentang, bahkan menurut ajaran islam yg bener juga, kita tidak boleh menyakiti orang yg tidak bersalah walaupun dia orang kafir. Apalagi kafir zimmi (orang kafir yg hidup berdampingan dengan damai bersama kaum muslimin). Kata Rasulullah, "barang siapa yg menyakiti kafir zimmi, maka sebenarnya dia juga telah menyakitiku", tu... mau kita menyakiti idola kita Rasulullah??? ihh... Na'udzubillah.
Tapi terlepas dari pro-kontra perbincangan itu semua, saya hanya tertarik pada satu kenyataan! bahwa kenapa orang islam dan ketiga orang tadi identik dengan yang namanya peci putih??? (kayak novelnya da peci kode aja?? hehe.. kalo belum baca, baca dah sana..), nah.. di novel tu kan dikisahkan seorang pemuda keturunan arab yg namanya... mmmm... lupa saya... boim mungkin, sangat menentang keinginan abahnya yang pengen anaknya memakai peci putih. Tapi si boim ini kagak mau nurutin apa yang dimauin abahnya. Karena rambut si boim ne memang g bisa dipasangin peci lantaran bentuknya kayak "kesebu" (sarang burung red.). Abahnyapun terus ngotot pengen anaknya make tu peci yang dianggep sebagai salah satu simbol agama islam. Tapi si anak juga tak kalah punya prinsip, menurutnya peci putih tu adalah cuma kebudayaan yang dibawa oleh sekelompok orang saja, buktinya mana ada dulu Rasulullah pake peci putih??? kan Rasulullah dan sahabat pake sorban?? nah... gitu ceritanya... saya ga mau nerusin ending dari konflik tersebut, mendingan kawan baca sendiri bukunya ya?? (eit.. saya bukan termasuk tim promonya lho??). Yang menjadi perhatian saya adalah, perlu gak orang islam memakai sebuah identitas untuk membedakan dirinya dan orang lain? dan kalo peci putih?? kayaknya cocok g ya??
Islam memang agama yang bersifat universal yang diturunkan untuk seluruh alam dan semua ummat manusia.jadi keberadaan islam adalah sebagai solusi, bukan memperunyam tatanan hidup manusia. Namun uniknya, islam adalah agama yang tidak pernah ngotot untuk memaksakan orang lain untuk berpindah agama menjadi pemeluk islam. Sekitar 14 abad yang lalu, islam yang pada masa itu dibawah pimpinan langsung dari pria yang mendapatkan petunjuk langsung dari langit yaitu Rasulullah, sangat menghormati perbedaan-perbedaan yang ada pada tempat tinggalnya. Tidak ada intimidasi terhadap agama lain yang pada saat itu juga ada di madinah. Sehingga orang-orang agama lain pun merasa sangat senang hidup berdampingan dengan orang islam. Bahkan berpuluh tahun setelah masa itu pun pada masa panglima Salahudin al ayyubi, orang-orang kristen yang hidup di Jerussalem mengatakan lebih baik dipimpin oleh kerajaan islam ketimbang dengan kerajaan romawi. Nah.. kita butuh bukti apalagi kawan?? bahwa sebenarnya islam itu indah???

Peci Putih
Lantas yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah bagaimana pandangan orang-orang non muslim pada masa sekarang ini, yang beratus-ratus tahun jaraknya dari masa Salahudin al Ayyubi?? masihkah mereka merasa nyaman terhadap keberadaan islam di dunia ini?? masihkah mereka merasa bahwa islam itu adalah solusi bagi permasalahan dunia yang sekarang sudah mulai mereka merasakan dampak dari sebuah tatanan dunia yang dalam tanda kutip (sengaja g pake tanda kutip beneran, biar lebih tegas) berada dibawah sebuah negara yang dikatakan adidaya yaitu amerika?? ataukah mereka sekarang seperti yang saya rasakan yaitu islam adalah sebuah ancaman bagi mereka. Kemanapun mereka pergi selalu ada kekhawatiran. Kesini ada bom, kesana ada bom, bahkan... kesono pun ada bom. sedikit-sedikit di bom, sedikit-sedikit dibom (kok di bomnya cuma sedikit??). Nah.. mungkin juga mereka masih trauma ketika melihat orang yang berpeci putih?? memang iya sih, kalo di daerah saya orang yang berpeci putih itu akan dianggap terpandang, karena yang berhak secara hukum nonformal yang memakai peci putih adalah orang yang sudah menunaikan rukun islam kelima yaitu pergi haji ke Baitullah. Ahh... tapi sekarang mungkin sudah bergeser, banyak anak-anak kecil yg saya lihat menggunakan peci haji (peci putih). Bahkan saya di foto profil blog ini juga pake peci putih. Jadi memang secara umum di dunia orang-orang (sebut saja) modern (maksudnya ditempat-tempat canggih seperti airport, hotel, apartemen, dsb), orang yang memakai peci putih  mereka bilang harus dan kudu di curigai. Tapi kalo kawan-kawan atau mungkin bapak-bapak yang sudah agak tua, (maaf) agak dewasa lah... atau diliat sudah berpenghasilan, kalo memakai peci haji di daerah masyarakat awam, malah akan dihormati (eiit, tapi jangan jadi sombong dan ujub ya??).
Nah.. kawan, sekarang tugas kita lah sebagai generasi penerus pembawa agama islam inilah yang mempunyai kewajiban untuk membawa kembali citra "peci putih" atau citra islam menjadi agama yang dipersepsikan oleh orang-orang non muslim pada zaman Rasulullah dan beberapa zaman setelahnya termasuk zaman Salahudin al Ayyubi. memang berat kawan tanggung jawab ini, tapi kalo kita bersama-sama, kalo kita berjama'ah, mungkin akan meringankan beban itu. Hidup peci putih!!!
Tapi bentar dulu, mungkin ada yang bertanya, kenapa nggak peci hitam atau peci yang berwarna lain sih yang mengidentikkan islam?? kan di Indonesia lebih banyak yang menggunakan peci hitam untuk beribadah? Nah.. saya jawab, it's ok, no problem.. mau peci hitam kek, mau peci ungu kek, tapi sengaja saya pake peci putih karena menurut saya yang lebih umum orang melihat islam itu ada pada peci putih dan juga kalo peci hitam di negara kita kan sudah menjadi (menurut saya lho) peci atau lebih tepat disebut songkok nasinonal. Jadi sebab itulah saya memilih peci putih. sekali lagi, hidup peci putih!!!!

***

Rabu, 13 Oktober 2010

KATA PENGANTAR YANG BIKIN INI BLOG (hehehe...)

Assalamu'alaikum...
hi temen2...sahabat...sodare...abang...adekku sekalian...
alhamdulillah ane ucapkan kepada Allah SWT, karna masih sehat hingga ane ngetik blog yg sederhana ini. tak cukup rasanya shalawat kita sampaikan kepada sang pembawa kabar gembira kepada kita semua, utusan Allah, baginda yang mulia Rasulullah SAW, yg melalui usaha-usaha dan perjuangan beliau (dan izin Allah) membuat ane dan orang2 zaman sekarang bisa memeluk islam hingga mati.
ah.. ini kan bukan untuk skripsi, jadi ngapain pake bahasa resmi??? o ya sodara-sodara sekalian,, jadi tujuan ane nulis blog ini sebenarnya simple aja. cuman pingin belajar nulis aja, tapi mumpung ada yang namanya blog, jadi males nulis di buku harian, makanya sekalian aja di share(Siapa tau ada yg baca trus dijadiin buku??hehehe..). jadi g ada niat sedikitpun untuk ikut2an tren yg sekarang berkembang. disamping itu juga sekalian untuk bagi-bagi ilmu ato info terbaru yg dapat menambah khazanah pengetahuan kita (ini bahasa agak serius). maka dari itu mari para pemuda pelopor bangsa!! kita pekikkan takbir kemenangan untuk kebangkitan bangsa Indonesia, kemajuan ilmu pengetahuan, dan kebangkitan islam.
o ya.. ada kelupaan satu lagi, kenapa nama blognya "lelaki berpeci putih" ya?? mungkin nanti akan ane jawab di tulisan ane selanjutnya, so be patient bro..
akhir kata, semoga blog ini membawa yang nulis dan yang baca menuju kesuksesan sejati, dunia-akhirat (amiiiiiiin ya robb)... untuk yang belum punya blog, segera dah buat, supaya ide-ide kita dapat tersalurkan..
sekian..
wassalamu'alaikum
***
 
Copyright © LELAKI BERPECI PUTIH. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh